ANALISIS BANNER POLITIK

Aktivitas komunikasi politik akan memperlihatkan bentuk bahasa yang dimanfaatkan sedemikian rupa untuk tujuan yang jelas dan terpusat, yaitu mempersuasi. Dalam banner politik, tujuan persuasi ditempuh dengan berbagai cara, dari kampanye yang bersifat negatif sampai kampanye yang bersifat positif. Kampanye negatif ditempuh para politikus untuk menyerang lawan politiknya dengan membeberkan kejelekan-kejelekannya. Sementara, kampanye positif adalah “menjual” keunggulan-keunggulannya (Orwell,1986 : 60-73).


Dalam proses propaganda menurut Cross (1986 :73-91), kandidat menggunakan cara atau teknik mengalihkan perhatian  atau yang disebut red herring. Red herring yang paling efektif adalah “the plain folks”. Plain folks merupakan verba yang dijadikan sebagai salah satu rekayasa (yang digunakan oleh kandidat) untuk dapat memunculkan kepercayaan dirinya dan dapat memperoleh dukungan lewat kata-kata yang dia munculkan. Kandidat kadang memperbesar font khusus pada huruf yang ingin diberikan penekanan, memberikan tanda kutip, atau memberikan huruf besar sehingga perhatian akan tertuju pada kata tersebut.
Bahasa dalam komunikasi politik memiliki karakteristik khusus, bahasa dijadikan alat untuk pergelaran kuasa sehingga bahasa harus mampu merubah pola pikir manusia, memerintah pikiran manusia bahkan “merusak”pikiran manusia. Bila dihubungkan dengan pengelolaan kekuasaan atas rakyat dan negara, maka bahasa politik juga disebut sebagai bahasa kekuasaan
language power (Lasswel, 1965:3). Dalam hal ini bahasa adalah alat kekuasaan yang digunakan bukan sekedar untuk memengaruhi tapi juga untuk membentuk opini dan perasaan.
Bahasa digunakan sebagai senjata utama dalam komunikasi politik, seperti yang tampak pada spanduk atau banner politik. Spanduk atau banner dipandang sebagai media yang efektif untuk menyebarkan visi dan misi dari kandidat, sehingga bahasa yang dipilih sarat dengan pesan dan dikemas dengan berbagai bentuk, baik menyangkut kosa kata, struktur bahasa maupun pesan pragmatisnya untuk mencapai efek propaganda.
kandidat menggunakan strategi directing yaitu mengarahkan penerima pesan atau calon pemilih untuk mengikuti petunjuk atau arahan untuk melakukan tindakan seperti yang terdapat dalam pesan banner, seperti pilih No.1.
Ada pula banner yang berbentuk wacana persuasif dan memiliki daya pengaruh (perlocutionary force). Selain untuk menginformasikan sesuatu, juga dapat dipakai untuk melakukan sesuatu, misalnya untuk meminta, memerintah, mengingatkan, berjanji dan sebagainya, sekaligus memberikan efek secara psikologis bagi pembaca pesan. Efek psikologis ini akan berpengaruh pada tindakan penutur pada saat melakukan pencoblosan seperti yang diinformasikan oleh kandidat.

Daftar Pustaka
Orwell, George., (1986). Exploring Language : Politics and The English Language. Dalam Exploring Language. Ed. Gosgharian. Boston : Litle, Brownand Company.
Lasswel, Harold D., (1965). Studies in Quantitative Sematics : Language of Politics. Cambridge, Mass : The Mitt Press.
Cross, Donna Woolfolk., (1986). Politics : The Art of  Bamboozling dalam Exploring Language. Ed. Gosgharian. Boston : Litle, Brown and Company.

Comments

Popular Posts